MASYARAKAT KOTA PEKANBARU SAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN DENGAN GEMBIRA BERSAMA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA YANG BARU
PETANG BELIMAU KOTA PEKANBARU 1446 H/2025 M, 30 Sya’ban 1446 H/ 28 Februari 2025 M
Mktipiko.id || Pekanbaru _Menyambut bulan suci Ramadhan ada berbagai tradisi yang biasanya yang dilakukan masyarakat Riau. Seperti mandi balimau kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Riau untuk menyambut bulan Ramadhan.
Acara ini dilaksanakan di tepian sungai Siak yang betempatkan di dekat rumah tuan Kadi yang juga rumah ini sebagai sejarah adat Melayu. Petang Belimau di mulai dari Masjid Raya Pekanbaru setelah ba’da ashar dan menuju ke tepian sungai Siak acara ini dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu sehari menjelang masuknya bulan Ramadhan. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadhan atau bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri. Mandi balimau kasai Petang Belimau merupakan upacara tradisional yang dilakukan secara turun temurun setiap satu tahun sekali.
Walikota H. Agung Nugroho, S.E., M.M melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru serta berbagai informasi dari masyarakat Riau, tradisi ini merupakan salah satu bentuk syukur masyarakat karena akan memasuki bulan suci dan penuh berkah yakni bulan Ramadan. Selain ungkapan rasa syukur juga merupakan simbol pensucian atau pembersihan diri.
Dengan menggunakan jeruk yang diyakini dapat membersihkan kotoran dan untuk menghilangkan bau yang tidak sedap. Sedangkan kasai berati lulur, lulur tersebut terbuat dari air beras, kunyit, daun serai dan daun jeruk.
Petang Belimau sendiri berarti menjelang petang yakni waktu antara Ashar dan Magrib. Bagi masyarakat melayu tradisi ini memiliki makna yang sangat dalam yakni mensucikan diri dalam menyambut bulan ramadhan.
Acara petang Belimau kasai ini di setiap daerah menjadi salah satu potensi wisata budaya yang cukup popular. Disamping itu diadakan juga pawai perahu hias dan hiburan sehingga menarik masyarakat untuk mengikuti seluruh rangkaian upacara tradisional tersebut.
Dalam upaya menanggulangi penyimpangan dan mempertahankan nilai-nilai Islam yang terdapat pada tradisi mandi Balimau Kasai, tentu tidak lepas dari peran pemangku adat, dimana pemangku adat inilah yang mempunyai wewenang besar dalam acara tersebut yang disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk dakwah.
MK Tipikor Pekanbaru
Jurnalis Udra