Cetak sawah baru di Riau signifikan gagal berdampak gejolak sosial ekonomi dan peluang korupsi
MK-Tipikor.id || Pekanbaru 24/07/2025. Gerakan Ketahanan Pangan semakin menggebu gebu dan semua komoditas dan tak ketinggalan juga para pimpinan daerah guna mengambil kesempatan untuk pencitraan.
Program pemerintah sangatlah baik agar kebutuhan pangan rakyat cukup. Namun kenyataan dilapangan telah mengabaikan faktor yang tidak dapat diatasi yaitu faktor Klimatologi suatu daerah,dan ini tidak bisa di atasi.Dapat diberikan comperative antara daerah Riau dengan daerah sumatera Barat.
Sumatera barat pasti dikategorikan tanah pertanian sedangkan Riau tanah pertambangan. Nah dari faktor itu saja bahwa Daerah Riau tidak mungkin untuk pertanian seperti tanaman padi.Tapi untuk cetak sawah baru bisa saja.
Menurut Ir.Fachri Yasin dan Edi Basri SH MH cetak sawah baru butuh biaya besar mustahil dapat dilaksanakan oleh rakyat dan apalagi petani sudah langka karena lahan sudah disikat pengusaha sawit dan hutan tanaman industri lain seperti PT.Arara Abadi.
Mantan Kepala Bidang Badan ketahanan pangan Riau Ir.Kadir Hamid via telpon di Makasar baru baru ini bahwa swasembada bukan hanya padi saja, jadi untuk itu swasembada pangan bermacam macam jenis komoditi.
Cetak sawah baru di Riau sangat besar resikonya terutama tanaman padi tidak bersahabat dengan alam apalagi di Riau
Faktor yang mengakibatkan kegagalan adalah faktor alam,klimatologi, jenis tanah dan paling menentukan adalah para petaninya sendiri
Pengalaman telah membuktikan kegagalan cetak sawah era repelita (30 tahun) yang lewat di siak kecil dimana dibangun cetak sawah saluran air begitu juga bendungan.
Di kota pekanbaru memberikan proyek pencetakan sawah lokasi bendungan di kecamatan rumbai dan sekarang lokasi cetak sawah jadi rebutan mantan pejabat.
Pertanyaannya kenapa menjadi rebutan?
Pengamat Sosial ekonomi dari PT. Melakukan evaluasi berita media Bupati Siak minta bantuan pada Menteri Pertanian 5.000 ha cetak sawah.Aspirasi ini boleh dan bisa bisa saja.namun ada referensi tehnik yang mendukung faktor internal dan external serta ada penelitian terlebih dahulu layak atau tidak layak ( BCR)
Ditambahkan lagi jika bicara minta cetak sawah bisa saja dapat dilaksanakan jika tersedia tanah Nah itu untuk siapa.? Petani apakah benar ada atau hanya buruh tani ? Masih banyak lagi yang harus dipertimbangkan untuk membuat suatu kebijakan.Apakah ini tidak akan berpengaruh kepada gejolak masyarakat yang turut serta atau gejolak sosial ekonomi sebutnya.
Di Siak ada pencetakan sawah yaitu P4S dan gagal dimana saluran pengairan dan bendungan tak berfungsi tepatnya di siak kecil.inikan juga menjadi pertimbangan juga.
Hal ini bertentangan dengan menteri pertanian yang akan berdampak pada peluang korupsi dari birokrasi dan pelaksana nantinya tegasnya.**
Jurnalis Investigasi MK Tipikor Riau_ Udra