Mendagri Tito Karnavian Meninjau Langsung Pengolahan Sampah Terpadu BUMDes Desa Wantilan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat

Ekonomi150 Dilihat

Mendagri Tito Karnavian meninjau langsung Pengolahan Sampah Terpadu BUMDes di Desa Wantilan Subang.

 

mktipikor.id _Subang Jawa Barat _Mendagri Tito Karnavian tinjau lokasi pengolahan sampah terpadu di Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy kabupaten Subang. Selasa 21 Januari 2025.

 

Hadir Penjabat Bupati Subang Ade Afriandi, mendampingi kunjungan kerja Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, bersama Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Imran, serta Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

 

Kunjungan kerja yang di lakukan oleh Mentri dalam negri tersebut dilakukan untuk meninjau pengelolaan sampah di Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Subang,

 

Komarudin, kepala desa wantilan menjelaskan bahwa upaya pengelolaan sampah di desanya melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan, baik usia produktif maupun non-produktif. Pengolahan sampah ini bekerjasama dengan Korea.

 

Pengelolaan ini difokuskan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

 

Komarudin memaparkan data pengelolaan sampah di Desa Wantilan, di mana dari timbunan sampah harian sebesar 234,78 ton per bulan, rata-rata sampah yang terangkut mencapai 89,85 ton per bulan. Hal ini menunjukkan tingkat pengolahan sampah sebesar 38 persen.

 

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan apresiasi kepada jajaran Pemerintah Desa Wantilan yang telah menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu fokus program pembangunan desa yang mana Tito saya bangga sekali dengan dana BUMDES desa ini desa wantilan yang di pimpin bapak Komarudin karna ini sebagai contoh untuk desa desa lain nya dan saya sarankan bila perlu masukan ke tiktok atau Instagram supaya di lihat oleh desa desa di seluruh di Indonesia.

 

Menurut Tito “Ada satu terobosan dari Subang, Desa Wantilan, yang berhasil mengelola sampah secara baik,” dan hal ini akan menjadi contoh untuk desa desa lain di wilayah Subang khususnya dan umum nya desa desa yang ada di Indonesia.

 

Tito menambahkan bahwa pengelolaan sampah, baik organik maupun non-organik, jika dilakukan secara profesional dapat memberikan nilai ekonomis sekaligus meningkatkan pendapatan asli desa.

 

“Kita mendorong pengelolaan sampah ini melalui dua pendekatan, yakni berbasis kerja pemerintah murni dan pemanfaatan teknologi seperti mesin incinerator,” jelas Tito.

 

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam pengelolaan sampah. Selain melibatkan pemerintah, partisipasi BUMDes sangat diperlukan untuk menciptakan nilai tambah ekonomis.

 

Menurut Tito, terdapat tiga hal mendasar dalam pengelolaan sampah oleh pemerintah desa, yaitu:

 

1. Pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.

2. Optimalisasi peran BUMDes.

3. Pencegahan terjadinya urbanisasi.

 

Setelah sesi pemaparan, rombongan melanjutkan agenda dengan meninjau area pengolahan sampah dan pengolahan pupuk organik yang digunakan untuk tanaman jagung di sekitar lokasi.

 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Sekda Kabupaten Subang, para Asisten Daerah (Asda), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, serta jajaran TNI dan Polri.

(Dipho)