Rencana Tambang di Raja Ampat Tuai Penolakan, Pemuda NTB Suarakan Perlindungan Ekosistem

Berita111 Dilihat

*Rencana Tambang di Raja Ampat Tuai Penolakan, Pemuda NTB Suarakan Perlindungan Ekosistem**

 

**Lombok Tengah –** Rencana pembukaan kawasan tambang di Raja Ampat, Papua Barat, mendapat respons penolakan dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan pemuda di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya datang dari Haikal Firmansyah, Ketua Umum Asosiasi Pemuda Inspirator NTB, yang menyatakan bahwa rencana tersebut akan mengancam keberlanjutan ekosistem laut dunia.

 

“Kami menolak keras rencana pembukaan tambang di Raja Ampat karena dampaknya sangat besar terhadap lingkungan. Ini bukan hanya soal flora dan fauna, tapi juga masa depan pariwisata, ekonomi masyarakat lokal, serta keberlanjutan alam Indonesia secara keseluruhan,” tegas Haikal saat ditemui di Lombok Tengah, Rabu (10 juni 2025).

 

Raja Ampat dikenal sebagai salah satu wilayah perairan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Wilayah ini menjadi bagian penting dari *Coral Triangle*, dengan lebih dari 75% spesies ikan dan terumbu karang dunia hidup di sana. Selain itu, Raja Ampat juga merupakan destinasi wisata bahari unggulan yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.

 

Haikal menegaskan bahwa aktivitas pertambangan dapat menyebabkan pencemaran laut, kerusakan terumbu karang, hingga kepunahan spesies langka. Selain itu, hal tersebut juga akan mengganggu kehidupan masyarakat lokal yang bergantung pada sektor pariwisata dan perikanan.

 

“Pembangunan harus tetap berkelanjutan. Jangan sampai kita merusak sumber daya alam demi keuntungan sesaat. Masih banyak alternatif pengelolaan sumber daya yang ramah lingkungan, seperti ekonomi biru (*blue economy*) dan pengembangan wisata berbasis komunitas,” imbuhnya.

 

Sebagai bentuk aksi nyata, Asosiasi Pemuda Inspirator NTB mulai melakukan kampanye edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga kekayaan alam nusantara. Melalui diskusi publik, seminar lingkungan, hingga kampanye digital, mereka terus menyuarakan perlindungan terhadap Raja Ampat.

 

Lebih lanjut, Haikal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menolak rencana tambang tersebut. Ia juga mengimbau pemerintah untuk mendengarkan aspirasi masyarakat luas sebelum mengambil keputusan akhir.

 

“Kami harap pemerintah mau meninjau ulang rencana ini. Raja Ampat adalah warisan dunia yang harus dilindungi, bukan dieksploitasi seenaknya. Jika bukan kita yang menjaga, siapa lagi?” tutup Haikal.

 

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait penolakan dari kalangan pemuda. Namun, suara dari berbagai daerah, termasuk NTB, terus mengalir sebagai bagian dari gerakan nasional Save Raja Ampat.

Penulis:usman jayadi

Posting Terkait

Jangan Lewatkan